Senin, 23 September 2013

PERSEPSI


Pengertian Persepsi
Persepsi  adalah kesan- sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.

Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat. a.Asumsi Yang Didasarkan Pada Pengalaman Masa Lalu dan Persepsi Persepsi yang dipengaruhi oleh asumsi – asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dikemukakan oleh sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton seperti Adelbert Ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson dan Adelbert Amer, Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan pandangan transaksional (transactional view). Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pengamat dan dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan persepsi. Para pemikir transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti yang meyakinkan bahwa persepsi didasarkan pada asumsi. Salah satu yang paling menonjol, yang ditemukan oleh Adelbert Amer, Jr., disebut monocular distorted room. “Ruangan dibangun sedemikian rupa sehingga dinding belakang berbentuk trapesium, dimana jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kiri dinding lebih panjang daripada jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kanan dinding. Dinding belakang terletak pada suatu sudut, sehingga sisi kiri terlihat lebih jauh ke belakang dari pada sisi kanan. Jika seorang pengamat berdiri di depan ruangan dan mengamati melalui sebuah lubang kecil, maka ruangan akan terlihat seperti sebuah ruangan yang benar – benar membentuk empat persegi panjang. Jika dua orang berjalan melalui ruangan dan berdiri pada sudut belakang, maka sesuatu yang menarik akan terjadi. Bagi si pengamat yang melihat melalui sebuah lubang, salah satu orang yang berada di sisi kanan akan terlihat sangat besar karena orang ini berada lebih dekat dengan si pengamat dan memenuhi keseluruhan ruangan antara lantai dan langit – langit. Sedangkan orang yang berada di sisi kiri akan terlihat sangat kecil karena berada jauh dari si pengamat. Ilusi ini terjadi karena pikiran si pengamat mengasumsikan bahwa dinding belakang parallel dengan dinding depan ruangan. Asumsi ini berdasarkan pengalaman terdahulu yang menggunakan ruangan – ruangan lain yang mirip. Ilusi ini akan semakin kuat apabila dua orang yang berada di sudut yang berbeda tersebut saling bertukar tempat, maka salah satu akan terlihat lebih besar dan yang satunya lagi terlihat lebih kecil tepat di depan mata si pengamat ”(www.Britannica.com).
Faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain harapan pengalaman masa lalu, dan keadaan psikologis yang mana menciptakan kumpulan perseptual. Selain hal tersebut masih ada beberapa hal yang mempengaruhi persepsi, yaitu: 1.Yang paling berpengaruh terhadap persepsi adalah perhatian, karena perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran, pada saat stimulus lainya melemah. Dalam stimulus mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain intensitas dan pengulangan. Diri orang yang membentuk persepsi itu sendiri. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karateristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap kepentingan, minat, kebutuhan, pengalaman, harapan dan kepribadian. 2.Stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu. Stimulus yang dimaksud mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. 3.Faktor situasi dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana dan lain-lain..

Kekonstanan Persepsi
Di dalam pembelajaran persepsi kita perlu juga mengenal tentang kekonstanan persepsi (konsistensi), yaitu persepsi bersifat tetap yang dipengaruhi oleh pengalaman. Kekonstanan persepsi tersebut meliputi bentuk, ukuran, dan warna. Salah satu contoh kekonstanan persepsi, yaitu ketika kita meminum susu ditempat yang gelap maka kita tidak akan menyebut warna susu tersebut hitam, melainkan kita akan tetap menyebut warna susu adalah putih meski di dalam kegelapan warna putih sebenarnya tidak tampak.
Begitu pula saat kita melihat uang logam dari arah samping, kita tetap akan menyebut uang logam tersebut berbentuk bundar. Padahal apabila kita melihat dari samping maka sebenarnya kita melihat uang logam tersebut berbentuk pipih. Itulah yang disebut dengan kekonstanan persepsi, kita memberikan persepsi terhadap suatu obyek berdasarkan pengalaman yang kita peroleh sebelumnya

Teori persepsi hubungan
Teori hubungan adalah usaha ketika individu-individu mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal.
Jalan pintas dalam menilai

Persepsi selektif
 persepsi selektif adalah menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang yang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan SIKAP sikap seseorang.

Efek halo adalah membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik. Ketika membuat sebuah kesan umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik, seperti kepandaian, keramahan, atau penampilan, efek halo sedang bekerja. Kenyataan akan efek halodiperkuat dalam sebuah penelitian, yaitu saat para pelaku diberi daftar sifat seperti pandai, mahir, praktis, rajin, tekun, dan ramah, kemudian diminta untuk mengevaluasi individu dengan sifat-sifat tersebut diberlakukan. Ketika sifat-sifat itu digunakan, individu tersebut dinilai bijaksana, humoris, populer, dan imajinatif.Ketika daftar yang sama dimodifikasi diperoleh serangkaian persepsi yang sama sekali berbeda.

Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicaraan dalam konteks sehari-hari. Persepsi kaum muslimin harus mengacu pada Al-Qur'an dan Aks-Sunnah, ini yang kemudian disebut Islamic Worldview
Persepsi visual merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau masih membayangkan dan sesudah melakukan pada objek yang dituju
Persepsi auditori
 Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
para individu dalam organisasi membuat sebuah keputusan artinya mereka membuat pilihan pilihan dari dua alternatif atau lebih.sebagai contoh ,manajer puncak bertugas menentukan tujuan tujuan organisasi,produk atau jasa yg di tawarkan cara terbaik untuk membaiayai operasi,atau tempat untuk menempatkan pabrik manufaktur yang baru. manajer tingkat menengah dan bawah menentukan jadwal produksi,menyeleksi karyawan baru , dan memutuskan bagaimana meningkatkan bayaran karyawan. membuat keputusan bukanlah satu satunya wewenang para manajer. karyawan non manajerial juga membuat keputusan yang mempengaruhi pekerjaan dan organisasi tempat mereka bekerja.keputusan ini mencangkup apakah akan datang kerja pada hari tertentu,berapa banyak upaya yang di upayakan setelah di tempat kerja,dan apakah harus memenuhai permintaan yg di buat oleh atasan secara lebih jelas.selain itu semakin banyak organisasi dalam tahun tahun terakhir yang memberi karyawan non manajerial otoritas pembuatan keputusan yg berkaitan dengan pekerjaan yg dulunya yg di berlakukun hanya untuk para manajer oleh karena itu pembuatan keputusan individual merupakan suatu bagian penting dari perilaku organisasi tetapi bagaimana para individu dalam organisasi membuat berbagai keputusan dan kualitas dari pilihan akhir mereka sangat di pengarui oleh persepsi mereka. pengambilan keputusan muncul sebagai reaksi atas sebuah masalah artinya ada ketidak sesuaian antara perkara saat ini dan keadaan yang di inginkan yang membutuhkan pertimbangan untuk membuat bebrapa tindakan alternatif.

Proses Pembelajaran Individu
Saat ini, guru dalam proses belajar dan mengajar hanya mementingkan hasil outputnya saja, tanpa mementingkan bagaimana proses yang di lakukan. Siswa sebagai manusia yang unik dan memiliki kepribadian, kemampuan, dan model belajar yang beda- beda, tentunya guru harus mengerti dan mampu mengatasi hal tersebut, supaya dalam pembelajaran berlangsung dengan lancar. Dalam proses pembelajaran tersebut didasarkan pada kemampuan otak yang secara alami sudah tersusun untuk melakukan pembelajaran, dan hal itulah yang dinamakan pembelajaran berbasis otak. Dalam menentukan sistem belajar tentunya disesuaikan dengan kemampuan siswa secara umum, apabila ada yang memerlukan bimbingan maka tugas guru membimbing siswa tersebut, atau juga siswa lain yang memilki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan yang lain bisa menjadi tutor sebaya untuk teman yang membutuhkan bimbingan.
Otak sebagai organ utama yang menentukan apa yang akan kita lakukan dan respons apa yang akan kita berikan terhadap stimulus yang datang, otak tersusun atas seratus miliar sel dan memiliki bagian-bagian yang antara lain otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sel-sel otak. Otak besar yang berfungsi sebagai penanggung jawab atas pengambilan keputusan. .
Otak besar terdiri dari beberapa bagian atau lobus antara lain: lobus frontal, lobus parietal, lobus occipital, lobus temporal. Lobus frontal memiliki peran sebagai pemberi nilai terhadap tindakan yang di sengaja seperti memberi penilaian, kreativitas, menyelesaikan masalah. Lobus parietal memiliki tugas memproses tanggapan yang lebih kompleks teruatama tentang bahasa. Dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas, setiap anak harus mendapatkan pelayanan yang adil dan sama, adil dalam artian disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut. Berlaku adil pada anak bukan berarti memperlakukan sama rata baik itu terhadap anak yang punya kemampuan dibawah yang lain ataupun anak yang berkemampuan lebih. Tetapi bagaimana kita memberikan perlakuan yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik masing- masing siswa itu sendiri. Dengan kemampuan yang beragam pada anak, guru juga harus mampu mengatasi perbedaan tersebut agar dalam proses belajar bisa memberi pembelajaran yang lebih baik untuk anak.
















a

Kamis, 19 September 2013

KARAKTERISTIK BIOGRAFIS INDIVIDU


DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU KARAKTERISTIK BIOGRAFIS

  • Usia

        Apa persepsi terhadap pekerja yang sudah tua? Bukti menunjukan bahwa para majikan mempunyai perasaan yang campur aduk. Mereka melihat sejumlah kualitas positif yang dibawa orang tua ke dalam pekerjaan mereka. Khususnya, pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu. Namun pekerja-pekerja tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru.
      Dampak yang ditimbulkan oleh usia pada Pengunduran Diri, Keabsenan, Produktivitas, dan Kepuasan adalah sebagai berikut :
-          Pengunduran Diri :  Kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil studi menagatakan bahwa semakin tua anda maka akan semakin kecil kemungkinan anda berhenti dari pekerjaan.
-          Keabsenan : Pengujian penelitian menemukan bahwa hubungan usia-keabsenan sebagian merupakan fungsi apakah kemangkiran itu dapat dihindari atau tidak. Umumnya karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat dihindari lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang lebih muda.
-          Produktivitas : Tuntutan dari sebagian pekerjaan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang mensyaratkan kerja otot yang berat, tidak cukup besar terpengaruh oleh kemerosotan keterampilan fisik akibat usia yang berdampak pada produktivitas ; atau jika terjadi kemerosotan karena usia, sering diimbangi oleh keunggulan karena pengalaman.
-          Kepuasan Kerja : Studi ini mencampuradukan karyawan professional dan tak professional. Jika kedua tipe itu dipisah, kepuasan cenderung terus-menerus meningkat pada para profesional  dengan bertambahnya usia mereka, sedangkan pada non-profesional kepuasan itu merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya.

  •     Jenis Kelamin

    Terdapat hanya sedikit, jika ada, perbedaan penting antara pria dan wanita yang akan mempengaruhi kinerja kerja mereka. Penelitian-penelitian psikologis menunjukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mengakui wewenang dan pria lebih agresif dan berkemungkinan lebih besar daripada wanita untuk memenuhi harapan atas keberhasilan, namun perbedaan-perbedaan itu tidak besar.
      Mengenai tingkat pengunduran diri karyawan, bukti menunjukan tidak terdapat perbedaan yang mencolok, tingkat pengunduran diri pria sama dengan wanita. Sedangkan penelitian tentang keabsenan, secara konsisten menunjukan bahwa wanita memiliki tingkat keabsenan yang lebih tinggi dibanding pria.
  •  Status Perkawinan

     Riset menunjukan bahwa karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenannya, mempunyai tingkat pengunduran diri yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan sekerjanya yang tidak menikah.
  •  Masa Kerja

      Jika kita mendefinisikan senioritas sebagai masa kerja seseorang pada pekerjaan tertentu, kita dapat mengatakan bahwa bukti paling baru menunjukan suatu hubungan positif antara senioritas dan produktivitas pekerjaan. Jika demikian, masa kerja yang diekspresikan sebagai pengalaman kerja, tampaknya tak menjadi dasar perkiraan yang baik terhadap produktivitas karyawan.
    Penelitian tentang masa kerja dengan keabsenan menunjukan bahwa senioritas berkaitan negative dengan keabsenan.
      Penelitian menunjukan bahwa perilaku masa lalu merupakan indicator peramalan terbaik untuk memperkirakan perilaku masa depan, bukti menunjukan bahwa masa kerja pekerjaan terdahulu dari seorang karyawan merupakan indicator perkiraan yang ampuh atas pengunduran diri karyawan itu dimasa mendatang.
    Bukti tersebut menunjukan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan positif.
  •  KEMAMPUAN

     Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam hal kemampuan yang membuatnya relative unggul atau rendah dibandingkan dengan orang-orang lain dalam melakukan tugas atau kegiatan tertentu.  
     Kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan keseluruhan pada hakekatnya tersusun dari 2 faktor :  
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
a.      Kemampuan Intelektua merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental.
b.     Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut  stamina,keterampilan,kekuatan,dan karakteristik serupa

Karakteristik –karakteristik Biografis

  merupakan karakteristik perseorangan seperti usia,gender,ras,dan masa jabatan yang dipoeroleh secara mudah dan objektif dari arsip pribadi seseorang.

Gender
Adalah hanya sedikit yang memancing lebih banyak perdebatan,kesalahpahaman,dan pendapat tidak mendasar dibandingkan apakah kinerja wanita sebaik pria.



Hingga saat ini, para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap.

Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat fisik maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya.
Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur fisik, tampang, hormon, dsb. yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun aspek-aspek kepribadian di dalamnya mencakup :

1. Karakter; yaitu ketaatan dalam mematuhi etika perilaku atau dalam memegang pendirian serta pendapat.
2. Temperamen; yaitu cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif atau negatif.
4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas; yaitu keadaan pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.


 Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi dan perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal (siswa SLTP), perkembangan emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan rekreatif (kritis) yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya sering bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung/marah, atau mudah sedih/murung). kondisi ini terjadi terutama apabila remaja itu hidup di lingkungan (terutama keluarga) yang tidak harmonis.
Dalam budaya Amerika, periode ini dipandang sebagai masa “Strom&Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan persaan teralineasi dari kehidupan sosial budaya orang dewasa. Pikunas ( dalam Yusuf, 2008:13)
Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik. Yusuf dalam bukunya yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik” menyatakan bahwa remaja yang sering mengalami emosi yang negatif cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah (2011:98). Oleh sebab itu sangatlah penting bagi remaja untuk mengelolah emosinya ke hal-hal yang positif agar remaja dapat mencapai keberhasilan.
Dibawah ini terdapat beberapa kompetensi emosi yang penting untuk dikemabangakn para remaja (sarni 1999 dalam Yusuf, 2011)
Kompetensi Emosi
Contoh
1.     Menyadari bahwa pengungkapan (ekspresi) emosi memainkan peranana penting dalam berhubungan sosial
Mengetahuai bahwamengekspresikan rasa marah kepada teman dapat merusak persahabatan
2.    Kemampuan mengatasi emosi yang negatif dengan strategi regulasi diri dapat mengurangi intensitas dan durasi kondisi emosi
Mengurasi rasa marah dengan menjauhi situasi negatif dan melakukan aktivitas yang dapat melupakan emosi tersebut
3.    Memahami bahwa kondisi emosi dari dalam tidak selalu berhubungan dengan pengungkapan (ekspresi) ke luar (Remaja menjadi lebih matang, dimulai denagn memahami bahwa ekspresi emosinya meberikan dampak pada orang lain)
Memhami bahwa dirinya bisa marah tetapi masih dapat mengelolah emosi tersebut, sehingga telihat bias-bias saja (netral)
4.    Menyadari kondisi emosi sendiri tanpa terpengaruh oleh emosi tersebut
Membedakan antara sedih dan cemas, dan fokus mengatasi daripada terpengaruh oleh perasaan-perasaan tersebut
5.    Dapat Membedakan emosi orang lain
Dapat membedakan bahwa orang lain itu sedang sedih bukan takut


Perilaku keorganisasian


Apakah Perilaku Organisasi itu ?

Pengertian perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
Perilaku keorganisasian merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang pengaruh individu, grup, dan struktur, yang mempunyai perilaku dalam organisasi, dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas perusahaan.
Perilaku organisasi merupakan studi tentang apa yang dilakukan orang-orang di dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kinerja organisasi.
Hal ini biasanya sangat berkaitan dengan pekerjaan, kerja, ketidakhadiran dalam kerja, turnover karyawan, produktivitas, penampilan kerja (human performance), dan manajemennya.
Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasi secara sadar,terdiri atas dua orang atau lebih,dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama.
Menejer adalah individu yang mencapai tujuan melalui orang lain.
Pengorganisasian  adalah proses yang meliputi penenruan tugas yang harus dikerjakan,siapa yang mengerjakan tugas tersebu, bagaimana tugas tersebut dikelompokka, siapa melapor kepada siapa, dan dimana keputusan-keputusan dibuat.
Pengendalian adalah memantau aktivitas untuk memastikan aktivitas tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan membetulkan penyimpangan-penyimpangan yang signifikan.
Kepemimpinan adalah proses yang mencakup pemberian motivasi karyawan.pengaturan orang,pemilihan saluran komunikasi yang paling efektif dan penyelesaian konflik.



Perbedaan Perilaku Organisasi Dengan Ilmu Lainnya :
Perilaku organisasi (PO) adalah ilmu terapan, sehingga ilmu perilaku organisasi tidak terlepas dari pengaruh ilmu perilaku sehingga berkontribusi dengan beberapa ilmu perilaku lain, diantaranya:

·         Perbedaan antara PO dengan Psikologi Industri atau organisasi
yaitu PO mempelajari perilaku manusia dengan tidak diawali pada psikologi manusia yaitu dengan menggunakan multidisiplin, sedangkan psikologi industri mempelajari perilaku manusia dengan diawali dari psikologi manusia itu sendiri. Namun, keduanya sama-sama mempelajari perilaku manusia.
·         Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi
didasarkan pada dua perbedaan antaranya unit analisisnya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil organisasi itu sendiri.
·         Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan human resources adalah bahwa perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, berdasarkan teori, sedangkan personnel dan human resources menekankan pada teknik dan teknologi.
Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi yang efektif dalam organisasi, yaitu pada pengelolaan sumber daya manusia itu sendiri agar berkualitas. Keduanya tetap mengacu pada pengembangan dan kemajuan motivasi serta kualitas dari, individu, kelompok dan organisasi agar terjadi perubahan yang signifikan.
   

Tantangan dan Peluang dalam Berorganisasi

Faktor tantangan dan peluang bagi perilaku organisasi masa kini itu ada 2, diantaranya:
1.  Faktor Intern       :  Adanya perbedaan karakter dalam setiap individu.
2.  Faktor Ekstern    :  Adanya tuntutan yang diperuntukkan dalam kegiatan keorganisasian untuk selalu menjadi lebih baik, tanpa memperdulikannya.
Sikap manajemen dalam menghadapi tantangan dan peluang tersebut harus lebih mengarahkan dan membenahi segala urusan serta permasalahan dalam suatu organisasi tersebut.


Tantangan Dan Peluang Untuk Perilaku Organisasi

Memahami PO merupakan hal yang sangat penting  pandangan sepintas terhadap sedikit perubahan dramatis yang sekarang ini terjadi dibanyak  organisasi mendukung pernyataan ini

karakteristik biografis individu


 Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi dan perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal (siswa SLTP), perkembangan emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan rekreatif (kritis) yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya sering bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung/marah, atau mudah sedih/murung). kondisi ini terjadi terutama apabila remaja itu hidup di lingkungan (terutama keluarga) yang tidak harmonis.
Dalam budaya Amerika, periode ini dipandang sebagai masa “Strom&Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan persaan teralineasi dari kehidupan sosial budaya orang dewasa. Pikunas ( dalam Yusuf, 2008:13)
Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik. Yusuf dalam bukunya yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik” menyatakan bahwa remaja yang sering mengalami emosi yang negatif cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah (2011:98). Oleh sebab itu sangatlah penting bagi remaja untuk mengelolah emosinya ke hal-hal yang positif agar remaja dapat mencapai keberhasilan.
Dibawah ini terdapat beberapa kompetensi emosi yang penting untuk dikemabangakn para remaja (sarni 1999 dalam Yusuf, 2011)
Kompetensi Emosi
Contoh
1.     Menyadari bahwa pengungkapan (ekspresi) emosi memainkan peranana penting dalam berhubungan sosial
Mengetahuai bahwamengekspresikan rasa marah kepada teman dapat merusak persahabatan
2.    Kemampuan mengatasi emosi yang negatif dengan strategi regulasi diri dapat mengurangi intensitas dan durasi kondisi emosi
Mengurasi rasa marah dengan menjauhi situasi negatif dan melakukan aktivitas yang dapat melupakan emosi tersebut
3.    Memahami bahwa kondisi emosi dari dalam tidak selalu berhubungan dengan pengungkapan (ekspresi) ke luar (Remaja menjadi lebih matang, dimulai denagn memahami bahwa ekspresi emosinya meberikan dampak pada orang lain)
Memhami bahwa dirinya bisa marah tetapi masih dapat mengelolah emosi tersebut, sehingga telihat bias-bias saja (netral)
4.    Menyadari kondisi emosi sendiri tanpa terpengaruh oleh emosi tersebut
Membedakan antara sedih dan cemas, dan fokus mengatasi daripada terpengaruh oleh perasaan-perasaan tersebut
5.    Dapat Membedakan emosi orang lain
Dapat membedakan bahwa orang lain itu sedang sedih bukan takut