Kamis, 19 September 2013

KARAKTERISTIK BIOGRAFIS INDIVIDU


DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU KARAKTERISTIK BIOGRAFIS

  • Usia

        Apa persepsi terhadap pekerja yang sudah tua? Bukti menunjukan bahwa para majikan mempunyai perasaan yang campur aduk. Mereka melihat sejumlah kualitas positif yang dibawa orang tua ke dalam pekerjaan mereka. Khususnya, pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu. Namun pekerja-pekerja tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru.
      Dampak yang ditimbulkan oleh usia pada Pengunduran Diri, Keabsenan, Produktivitas, dan Kepuasan adalah sebagai berikut :
-          Pengunduran Diri :  Kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil studi menagatakan bahwa semakin tua anda maka akan semakin kecil kemungkinan anda berhenti dari pekerjaan.
-          Keabsenan : Pengujian penelitian menemukan bahwa hubungan usia-keabsenan sebagian merupakan fungsi apakah kemangkiran itu dapat dihindari atau tidak. Umumnya karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat dihindari lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang lebih muda.
-          Produktivitas : Tuntutan dari sebagian pekerjaan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang mensyaratkan kerja otot yang berat, tidak cukup besar terpengaruh oleh kemerosotan keterampilan fisik akibat usia yang berdampak pada produktivitas ; atau jika terjadi kemerosotan karena usia, sering diimbangi oleh keunggulan karena pengalaman.
-          Kepuasan Kerja : Studi ini mencampuradukan karyawan professional dan tak professional. Jika kedua tipe itu dipisah, kepuasan cenderung terus-menerus meningkat pada para profesional  dengan bertambahnya usia mereka, sedangkan pada non-profesional kepuasan itu merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya.

  •     Jenis Kelamin

    Terdapat hanya sedikit, jika ada, perbedaan penting antara pria dan wanita yang akan mempengaruhi kinerja kerja mereka. Penelitian-penelitian psikologis menunjukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mengakui wewenang dan pria lebih agresif dan berkemungkinan lebih besar daripada wanita untuk memenuhi harapan atas keberhasilan, namun perbedaan-perbedaan itu tidak besar.
      Mengenai tingkat pengunduran diri karyawan, bukti menunjukan tidak terdapat perbedaan yang mencolok, tingkat pengunduran diri pria sama dengan wanita. Sedangkan penelitian tentang keabsenan, secara konsisten menunjukan bahwa wanita memiliki tingkat keabsenan yang lebih tinggi dibanding pria.
  •  Status Perkawinan

     Riset menunjukan bahwa karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenannya, mempunyai tingkat pengunduran diri yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan sekerjanya yang tidak menikah.
  •  Masa Kerja

      Jika kita mendefinisikan senioritas sebagai masa kerja seseorang pada pekerjaan tertentu, kita dapat mengatakan bahwa bukti paling baru menunjukan suatu hubungan positif antara senioritas dan produktivitas pekerjaan. Jika demikian, masa kerja yang diekspresikan sebagai pengalaman kerja, tampaknya tak menjadi dasar perkiraan yang baik terhadap produktivitas karyawan.
    Penelitian tentang masa kerja dengan keabsenan menunjukan bahwa senioritas berkaitan negative dengan keabsenan.
      Penelitian menunjukan bahwa perilaku masa lalu merupakan indicator peramalan terbaik untuk memperkirakan perilaku masa depan, bukti menunjukan bahwa masa kerja pekerjaan terdahulu dari seorang karyawan merupakan indicator perkiraan yang ampuh atas pengunduran diri karyawan itu dimasa mendatang.
    Bukti tersebut menunjukan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan positif.
  •  KEMAMPUAN

     Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam hal kemampuan yang membuatnya relative unggul atau rendah dibandingkan dengan orang-orang lain dalam melakukan tugas atau kegiatan tertentu.  
     Kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan keseluruhan pada hakekatnya tersusun dari 2 faktor :  
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
a.      Kemampuan Intelektua merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental.
b.     Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut  stamina,keterampilan,kekuatan,dan karakteristik serupa

Karakteristik –karakteristik Biografis

  merupakan karakteristik perseorangan seperti usia,gender,ras,dan masa jabatan yang dipoeroleh secara mudah dan objektif dari arsip pribadi seseorang.

Gender
Adalah hanya sedikit yang memancing lebih banyak perdebatan,kesalahpahaman,dan pendapat tidak mendasar dibandingkan apakah kinerja wanita sebaik pria.



Hingga saat ini, para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap.

Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat fisik maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya.
Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur fisik, tampang, hormon, dsb. yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun aspek-aspek kepribadian di dalamnya mencakup :

1. Karakter; yaitu ketaatan dalam mematuhi etika perilaku atau dalam memegang pendirian serta pendapat.
2. Temperamen; yaitu cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif atau negatif.
4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas; yaitu keadaan pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.


 Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi dan perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal (siswa SLTP), perkembangan emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan rekreatif (kritis) yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya sering bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung/marah, atau mudah sedih/murung). kondisi ini terjadi terutama apabila remaja itu hidup di lingkungan (terutama keluarga) yang tidak harmonis.
Dalam budaya Amerika, periode ini dipandang sebagai masa “Strom&Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan persaan teralineasi dari kehidupan sosial budaya orang dewasa. Pikunas ( dalam Yusuf, 2008:13)
Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik. Yusuf dalam bukunya yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik” menyatakan bahwa remaja yang sering mengalami emosi yang negatif cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah (2011:98). Oleh sebab itu sangatlah penting bagi remaja untuk mengelolah emosinya ke hal-hal yang positif agar remaja dapat mencapai keberhasilan.
Dibawah ini terdapat beberapa kompetensi emosi yang penting untuk dikemabangakn para remaja (sarni 1999 dalam Yusuf, 2011)
Kompetensi Emosi
Contoh
1.     Menyadari bahwa pengungkapan (ekspresi) emosi memainkan peranana penting dalam berhubungan sosial
Mengetahuai bahwamengekspresikan rasa marah kepada teman dapat merusak persahabatan
2.    Kemampuan mengatasi emosi yang negatif dengan strategi regulasi diri dapat mengurangi intensitas dan durasi kondisi emosi
Mengurasi rasa marah dengan menjauhi situasi negatif dan melakukan aktivitas yang dapat melupakan emosi tersebut
3.    Memahami bahwa kondisi emosi dari dalam tidak selalu berhubungan dengan pengungkapan (ekspresi) ke luar (Remaja menjadi lebih matang, dimulai denagn memahami bahwa ekspresi emosinya meberikan dampak pada orang lain)
Memhami bahwa dirinya bisa marah tetapi masih dapat mengelolah emosi tersebut, sehingga telihat bias-bias saja (netral)
4.    Menyadari kondisi emosi sendiri tanpa terpengaruh oleh emosi tersebut
Membedakan antara sedih dan cemas, dan fokus mengatasi daripada terpengaruh oleh perasaan-perasaan tersebut
5.    Dapat Membedakan emosi orang lain
Dapat membedakan bahwa orang lain itu sedang sedih bukan takut


3 komentar:

  1. Bagaimana hubungan karakteristik biografis individu dalam organisasi?

    BalasHapus
  2. Mba ini referensinya dari buku yg mana ya? thanks

    BalasHapus